Rangka atap baja ringan semakin banyak dipakai di Indonesia. Maklum, dibandingkan rangka atap kayu, rangka atap baja ringan punya banyak keunggulan. Antara lain, rangka atap baja lebih tahan lama karena tak bisa dimakan rayap dan tak bisa berkarat. Hasilnya, pemilik hunian bisa lebih menghemat biaya perawatan bangunan.
Dari segi bobot pun rangka atap baja lebih ringan. Berat rangka atap baja sekitar 9-10 kg/m² sedangkan berat rangka atap kayu sekitar 15-18 kg/m².
Selain itu, dengan menggunakan rangka atap baja, pemilik hunian telah ikut serta mengurangi pemanasan global. Karena secara tidak langsung, ia telah mengurangi penebangan kayu di hutan.
Dengan semua itu, tak heran jika kini berbagai merek/jenis rangka atap baja beredar di pasar. Oleh sebab itu, konsumen mesti lebih berhati-hati ketika memilih. Karena bisa saja rangka atap baja yang semestinya berdiri kokoh, tiba-tiba rubuh. Itu gara-gara produk yang tak memenuhi standar, atau juga karena proses pemasangan yang tak tepat.
Nah, jelas sudah bahwa memilih dan memasang rangka atap baja mesti cermat dan hati-hati. Marilah kini menyimak sejumlah hal yang perlu diketahui saat memilih rangka atap baja.
1. Perhatikan produsen dan pemasang rangka atap baja. Apakah mereka merupakan pihak yang bonafid dalam memasok dan memasang rangka atap baja ringan?
Ingatlah, jangan semata-mata mengejar harga murah Anda malah mengorbankan kualitas. Cukup banyak produk berharga miring namun tak punya standar kualitas yang baik, juga tak dilengkapi prosedur/teknik pemasangan yang pas. Akibatnya, bisa saja suatu saat rangka atap baja yang dipasang tiba-tiba ambruk.
Carilah informasi sebanyak mungkin tentang produk dan pemasang yang bonafid. Bila perlu, mintalah saran ataupun pertimbangan dari pihak yang lebih mengerti hal itu, antara lain arsitek yang punya SKA (Sertifikat Keahlian Arsitek) dari IAI (Ikatan Arsitek Indonesia). Bisa pula minta saran dari ahli konstruksi bangunan.
2. Beberapa hal mendetail yang sebaiknya Anda cermati antara lain:
a. Ukuran dimensi rangka utama dan bahan reng yang akan dipasang. Semakin besar ukuran-ukuran tersebut, makin besar pula kemampuannya menahan beban.
b. Ketebalan lapisan anti-karat yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya untuk pelapisan dengan zinc (seng), minimum tebal pelapisan adalah 180 gr/m². Sementara untuk pelapisan dengan zinc dan aluminium, tebal pelapisan minimum adalah 220 gr/m².
c. Pastikan bahwa perangkat lunak yang digunakan dalam proses pemasangan punya rekomendasi dan sertifikasi dari institusi terpercaya.
d. Perhatikan mutu baja yang digunakan. Dalam hal ini, jenis/mutu bahan yang diklaim harus sesuai dengan yang dijanjikan. Bila perlu, ujilah contoh rangka atap baja tersebut ke Laboratorium Uji Balai Bahan dan Barang Teknik.
Yang digunakan harus baja mutu tinggi yang biasa disebut Hi-Ten (high tension steel). Sebab, ketebalan profil baja ringan sangat tipis—yang ada di Indonesia punya tebal 0,5 mm sampai 1 mm).
Atap Baja Ringan
Rangka Atap Baja Ringan